Rektor Universitas Kristen Maranatha Bandung, Felix Kasim, diduga melakukan plagiat. Felix disebut mengutip karya beberapa mahasiswanya. Bahkan diduga karena aksi plagiat itu, para dosen Maranatha dan jajaran lainnya diberi sanksi tidak mendapat kenaikan jabatan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti).
Dugaan plagiat tersebut dibenarkan oleh sejumlah pihak, dan beberapa mahasiswa juga sudah mengetahui hal tersebut. Polan, salah seorang sumber, yang tidak ingin disebut namanya, mengakui bahwa Felix telah melakukan plagiat.
Menurut ‘orang dalam’ Universitas Maranatha ini, ada beberapa karya mahasiswa yang dikutip oleh Felix, namun yang paling diketahuinya adalah skripsi karya Andini Dwikenia Anjani tahun 2008 lalu yang berjudul Studi Kasus Program Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis di Kota Banjar. Karya skripsi sarjana kedokteran itu, oleh Felix dikutip untuk dijadikan makalah pada sebuah acara simposium di Yogyakarta, Mei 2011 lalu.
“Silakan dibuka di http://www.garuda.dikti.go.id dan searching nama Felix Kasim dan nama Andini Dwikenia Anjani. Pada website milik Dikti tersebut jelas sekali karya Andini dikutip sepenuhnya oleh Felix, tapi karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris,” kata Polan, baru-baru ini.
Hasil penelusuran Tribun Jabar, saat website http://www.garuda.dikti.go.id dibuka, muncul kalimat pembuka Garuda (Garba Rujukan Digital) adalah portal penemuan referensi ilmiah dan umum karya bangsa Indonesia, yang memungkinkan akses e-journal dan e-book domestik, tugas akhir mahasiswa, laporan penelitian, serta karya umum. Portal ini dikembangkan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dikti Kemdiknas RI.
Saat di-searching nama Andini Dwikenia Anjani, maka muncul di nomor urut 1 Studi Kasus Program Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis Di Kota Banjar. Anjani, Andini Dwikenia (0410064) Universitas Kristen Maranatha. Jika diklik lebih lanjut, akan muncul link http://repository.maranatha.edu/1754/. Di laman itu muncul abstrak dan lembaran-lembaran karya Andini yang dikerjakannya untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran tahun 2008 lalu.
Di sisi lain, di website http://www.garuda.dikti.go.id juga ditelusuri nama Felix Kasim. Ada banyak hasil penelusuran nama ini. Namun di nomor urut 20 ‘A Case Study of Free Basic Health Services in Banjar City West Java’. Karya Kasim, Felix, Universitas Kristen Maranatha. Jika diklik sumbernya, maka akan dihubungkan ke link http://repository.maranatha.edu/1175/.
Dalam laman tersebut tertulis, A Case Study of Free Basic Health Services in Banjar City West Java. Kasim, Felix (2011) A Case Study of Free Basic Health Services in Banjar City West Java. In: The Fifth Postgraduate Forum on Health Systems and Policy “The Growth of Private Hospitals and Its Impact and Equity; Good or Bad”, May 18-20, 2011, Yogyakarta.
Jika dibuka lebih lanjut, abstrak dan isi dalam makalah berbahasa Inggris itu ternyata hasil terjemahan skripsi Andini Dwikenia Anjani, namun tanpa mencantumkan nama Andini. Dan memang, Felix adalah pembimbing Andini dalam menyelesaikan skripsi kedokteran tersebut. Menurut Polan, mahasiswa yang karyanya dijiplak tersebut sudah lulus dan tidak berada di Bandung. Namun mahasiswa ini sudah tahu kalau karyanya diplagiat.
“Yah mereka tahu, tapi mereka juga mungkin tidak tahu harus berbuat apa,” katanya.
Rektor Universitas Kristen Maranatha Bandung, Felix Kasim, diduga melakukan plagiat. Felix disebut mengutip karya beberapa mahasiswanya. Bahkan diduga karena aksi plagiat itu, para dosen Maranatha dan jajaran lainnya diberi sanksi tidak mendapat kenaikan jabatan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti).
Adanya dugaan plagiat tersebut dibenarkan oleh sejumlah pihak, dan beberapa mahasiswa juga sudah mengetahui hal tersebut. Polan, salah seorang sumber, yang tidak ingin disebut namanya, mengakui bahwa Felix telah melakukan plagiat.
Menurut ‘orang dalam’ Universitas Maranatha ini, ada beberapa karya mahasiswa yang dikutip oleh Felix, namun yang paling diketahuinya adalah skripsi karya Andini Dwikenia Anjani tahun 2008 lalu yang berjudul ‘Studi Kasus Program Pelayanan Kesehatan Dasar Gratis di Kota Banjar’. Karya skripsi sarjana kedokteran itu, oleh Felix dikutip untuk dijadikan makalah pada sebuah acara simposium di Yogyakarta, Mei 2011 lalu.
“Silakan dibuka di http://www.garuda.dikti.go.id dan searching nama Felix Kasim dan nama Andini Dwikenia Anjani. Pada website milik Dikti tersebut jelas sekali karya Andini dikutip sepenuhnya oleh Felix, tapi karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris,” kata Polan kepada Tribun, baru-baru ini.
Menurut Polan, Felix mengubah judul skripsi menjadi ‘A Case Study Free Basic Health Services in Banjar City West Java’. Namun dalam karya yang dipublikasikan diprosiding pada acara simposium di Yogyakarta, 18-20 Mei 2011 itu tanpa menyebutkan nama Andini sebagai sumber makalah. “Padahal sudah jelas diatur, bila mengutip karya seseorang harus dicantumkan, itu kutipan siapa, diambil dari mana. Harus itu,” katanya.
Menurut dia, munculnya masalah plagiat ini berawal ketika beberapa dosen universitas yang terletak di Jl Suryasumantri itu menanyakan tentang informasi bahwa para dosen dan staf di sana mengalamai penundaan kenaikan jabatan. Setelah ditelusuri ternyata, penundaan kenaikan jabatan itu karena diduga Felix telah melakukan plagiat terhadap sejumlah karya mahasiswanya. Menurutnya, dosen dan staf di kampus tersebut merasa resah atas kejadian tersebut karena merasa dirugikan.
Dikatakannya, masalah ini juga sudah sempat dibahas oleh senat universitas dan yayasan, beberapa waktu lalu. Namun hingga kemarin, kata dia, belum ada sanksi tegas dari pihak yayasan. “Sudah seharusnya sanksi tersebut ditegakkan karena plagiat bukan saja merugikan mahasiswa, tapi juga institusi. Yayasan yang bisa memberikan sanksi tegas. Kalau dibiarkan, akan mangganggu citra Maranatha sendiri. Bahkan sudah ramai di kaskus terkait hal ini,” katanya.
Terkait tudingan melakukan plagiat, Rektor Universitas Kristen Maranatha, Felix Kasim tidak membantah dan tidak pula mengiyakan ketika dikonfirmasi tentang dugaan plagiat yang dilakukannya terhadap skripsi karya mahasiswa Fakultas Kedokteran UKM. Felix belum bisa menanggapai karena harus mengetahui secara detail dugaan plagiat tersebut.
“Saya harus tahu detail, kenapa ada indikasi seperti itu. Saya tidak bisa menanggapi kalau tidak tahu persis duduk persoalannya,” kata Felix melalui hubungan telepon, Rabu (29/1/2014) sore lalu. Felix juga juga mengaku, sedang kurang sehat sehingga belum bisa berbicara banyak terkait hal tersebut. Kendati masalah ini sudah ramai dibicarakan kalangan dosen, staf, dan mahasiwa, pihak- pihak berwenang di universitas dan yayasan terkesan tidak ingin memberi penjelasan berkaitan dengan masalah ini.
Selama beberapa hari pada akhir Januari lalu, wartawan Tribun Jabar menemui pihak-pihak berwenang di kampus yang berada di Jl Suryasumantri itu, namun belum mendapat jawaban memadai. Hubungan telepon dan kiriman pesan singkat (SMS) yang disampaikan ke pihak yayasan dan humas tidak mendapat tanggapan. Saat ditemui pada satu kesempatan, staf humas menyebutkan, pihak UK Maranatha belum bisa memberikan keterangan terkait hal tersebut.