Monthly Archives: April 2014

Captain America 2 Tidak Laku Di Korea Selatan Setelah Kapal Feri Tenggelam

Popularitas film-film terlaris (box office) meredup di Korea Selatan setelah terjadi kecelakaan feri Sewol yang merenggut nyawa seratusan penumpangnya pada Rabu pekan lalu di perairan Jindo, Incheon, Provinsi Joella Selatan. Para calon penonton banyak yang membatalkan niat menonton karena masih berduka atas tragedi tersebut.

Dewan Perfilman Korea menyatakan jumlah penonton bioskop menurun sebanyak 30 persen. Film Captain America: The Winter Soldier sempat menembus puncak box office di negeri itu. Pada penayangan perdananya, jumlah penonton sangat banyak. Namun, sejak kecelakaan tersebut, jumlah penontonnya menurun hingga 50 persen dibanding akhir pekan sebelumnya–hanya 108.779 tiket yang terjual.

Film Divergent pun mengalami hal yang sama. Film fiksi ilmiah ini berada di peringkat kedua box office dengan jumlah penonton yang menurun, hanya 91.580 tiket yang terjual. Di peringkat ketiga, ada Broken dengan jumlah penjualan tiket hanya 80.544. Sedangkan Son of God berada berada di peringkat keempat setelah menarik 28.685 penonton, di atas Need for Speed yang hanya menjual 24.723 tiket.

Penurunan jumlah penonton bioskop ini terasa sejak 19 April lalu. Film-film box office itu seharusnya bisa menarik penonton 600-800 ribu per akhir pekan. Namun, setelah insiden feri karam itu, jumlah penonton menurun drastis menjadi 435 ribu.

Gabriel Garcia Marquez Peraih Nobel Kesusastraan Asal Kolumbia Meninggal Dunia

Penulis peraih Nobel Kesusastraan asal Kolombia, Gabriel Garcia Marquez, telah meninggal dunia dalam usia 87 tahun, Kamis 17 April 2014. Dia sering dianggap sebagai salah seorang penulis terbesar yang menggunakan Bahasa Spanyol. “Gabriel Garcia Marquez sudah meninggal dunia,” kata salah seorang juru bicara keluarga, Fernanda Familiar, lewat pesan Twitter.

“Mercedes (istrinya) dan kedua putranya, Rodrigo dan Gonzalo, memberikan wewenang kepada saya untuk menyampaikan informasi tersebut. Kesedihan yang mendalam,” tambahnya. Karya Marquez yang paling terkenal adalah yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia, termasuk Bahasa Indonesia.

Novel yang ditulisnya pada tahun 1967 itu sudah terjual lebih dari 30 juta buku di seluruh dunia dan meraih Nobel Kesusastraan pada tahun 1982. Beberapa novel lainnya yang juga mendunia antara lain dan Gaya bertuturnya yang hidup dengan cerita mencampurkan kenyataan serta gaib menempatkan dia menjadi pelopor aliran sastra yang disebut realisme magis.

Dia berada dalam keadaan sakit beberapa waktu belakangan dan bulan lalu sempat dirawat di rumah sakit karena menderita karena gangguan pernafasan dan infeksi air seni. Pekan lalu Marquez dipulangkan kembali ke rumahnya namun kondisi kesehatannya dilaporkan ‘amat ringkih’ karena usia tuanya.

Dia tinggal di Meksiko selama 30 tahun belakangan. Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos, menyampaikan penghormatan kepadanya melalui Twitter. “One Hundred Years of Solitude dan kesedihan atas kematian warga agung Kolombia sepanjang masa.”

Novelis terkenal asal Kolombia yang juga meraih nobel untuk sastra, Gabriel Garcia Marquez meninggal dunia. Dari presiden, penulis hingga artis mengutarakan bela sungkawanya terhadap novelis raksasa Amerika Latin berusia 87 tahun itu. Berikut adalah kutipan dari teman dan pengagum terkenal penulis pemenang Nobel dari “Seratus Tahun Solitude”, seperti yang dilansir AFP, Jumat (18/4/2014).

Presiden Barack Obama mengatakan, dunia telah kehilangan penulis visioner terbesar dan menjadi salah satu favorit dirinya sejak muda. “Seperti dieketahui ‘Gabo’ memiliki jutaan penggemar, dia pertama memenangkan pengakuan internasional dengan karya-Nya ‘Seratus Tahun Solitude’. Dan saya pernah mendapatkan kesempatan istimewa untuk bertemu dirinya di Meksiko di mana dirinya mempersembahkan salinan tertulis miliknya yang saya hargai sampai hari ini. Dan saya sampaikan kepada keluarga dan teman-temannya, yang saya harapkan bisa memberikan penghiburan di mana kenyataanya apa yang telah dilakukan oleh Gabo akan hidup di generasi yang akan datang,” ujar Obama.

Selain Obama, Mantan Presiden AS Bill Clinton juga mengutarakan bela sungkawanya. “Saya sedih mengetahui telah meninggalnya Gabriel Garcia Marquez. Dari waktu saya membaca Seratus Tahun Solitude lebih dari 40 tahun yang lalu, saya selalu kagum dengan imajinasinya yang unik, kejernihan pikiran, dan kejujuran emosionalnya. Saya menangkap rasa sakit dan sukacita kemanusiaan kita dalam pengaturan baik yang nyata dan ajaib. saya merasa terhormat untuk menjadi temannya dan untuk mengetahui hati yang besar dan pikiran yang cemerlang selama lebih dari 20 tahun,” ujar Clinton.

Presiden Colombia Juan Manuel Santos juga tidak lupa mengutarakan bela sungkawanya. Menurutnya, Gabo selalu menjadi yang terbaik di Kolombia. “Seribu tahun kesendirian dan kesedihan atas kematian penulis terbesar Kolombia sepanjang masa. Solidaritas dan belasungkawa kepada (istri Garcia Marquez Mercedes) Gabo dan keluarga. Gabo tidak pernah mati,” ujarnya. Selain para kepala negara, ucapan belasungkawa juga hadir dari para artis kebangsaan Kolombia. Penyanyi Shakira juga mengutarakan kesedihanya.

“Untuk Gabo, dirimu pernah berkata hidup ini bukan hanya apa yang hidup, tetapi bagaimana kita mengingat kehidupan tersebut. Gabo, kau akan selalu dikenang oleh kita semua sebagai orang yang unik dan yang paling original dari semua. Sangat berat untuk mengucapkan selamat tinggal kepadamu dengan apa yang telah kau berikan kepada kita semua. Kau akan berada di hati saya dan di hati semua orang yang menyayangi dan mengidolakanmu,” terang Shakira.

Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto dan Presiden Ekuador Rafael Correa juga tidak lupa memberikan ucapan belasungkawanya. Menurut mereka, Gabo ialah penulis yang terbaik di Amerika Latin.

Resensi Film Dokumenter Jalanan Yang Menang Di Busan International Festival

Kehidupan tiga pengamen Ibu Kota dengan karakter diangkat ke dalam film dokumentar “Jalanan” oleh sutradara Daniel Ziv. Tidak tanggung-tanggung, Daniel mengikuti dan mendokumentasikan para pemeran utama dalam filmnya selama lima tahun. “Ini merupakan cerita personal yang sangat menarik dan perlu diceritakan. Tidak hanya soal fenomena mengamen, tapi juga sebagai potret Indonesia pasca reformasi (1998), globalisasi,” kata Daniel, Selasa, 8 April 2014.

Pengalaman Daniel sebagai wartawan di Ibu Kota menjadi bekal dalam membuat film ini. Banyak sisi kehidupan di perkotaan yang menarik untuk ditelusuri. Namun, menurut penyunting dari majalah bulanan Djakarta ini, kehidupan pengamen memberi warna tersendiri karena bisa digambarkan dengan musik. Hal itulah yang pada akhirnya mendorong Daniel serius mengangkat kehidupan tiga pengamen; Boni, Titi, dan Ho ke dalam filmnya.

Untuk film ini, Daniel mengaku, harus melakukan audisi rahasia sebelum memutuskan untuk mengangkat kehidupan tiga pengamen sebagai pemeran utama. Dia meluangkan waktu naik turun bus umum mencari pengamen yang memiliki karakter sesuai filmnya. “Saya merasakan mereka punya karakter kuat yang bisa loncat dari layar lebar dan berinteraksi dengan penonton,” ujarnya.

Tidak disesali, usaha dan kesabaran Daniel menggarap film ini berbuah manis. Film ini menang dalam Busan International Festival, untuk kategori Best Documentary. Mau tahu bagaimana kehidupan pengamen jalanan di Jakarta ? Tontonlah film dokumenter berjudul ‘Jalanan’ mulai 10 April 2014. Film yang disutradarai Daniel Ziv ini memenangi Best Documentary dalam Busan International Film Festival 2013.

Tokoh dalam film ini adalah Ho, Titi, dan Boni yang sudah lima tahun menjadi pengamen di angkutan umum Jakarta. Ho, pengamen berambut gimbal. Ia menikmati hidup apa adanya. Kehadiran beberapa wanita mewarnai hidupnya yang masih melajang hingga akhirnya bertemu dengan seorang janda beranak tiga yang menjadi istrinya.

Boni, pria berbadan kecil ini kerap berpindah tempat tinggal. Kolong jembatan dan banjir Jakarta adalah tempat dan suasana yang akrab dengan dirinya. Setiap musim banjir ia mesti bersiap mencari persinggahan lain. Saat dirinya menempati salah satu kolong jembatan di kawasan Sudirman, ia upayakan tempat tinggalnya dapat menjadi tempat yang nyaman. Mimpinya bisa tinggal di kawasan selevel hotel bintang lima, tapi mentok di bintang satu, tuturnya dalam lirik lagu yang sempat ia nyanyikan.

Titi, menjadi satu-satunya pengamen wanita dalam kisah di film ini. Titi layaknya orang daerah pada umumnya, melirik Jakarta untuk mendapatkan kehidupan lebih baik. Ia meninggalkan rumah dan keluarganya di Jawa Timur, di mana orang tua yang tak merestui dia ke Jakarta. Kegigihan Titi, akhirnya membuat orang tua luluh. Ia mengamen agar dapat membiayai sekolah anaknya di kampung. Ia sangat berharap anaknya bisa memiliki kesempatan hidup lebih baik dari dirinya.

Ketiga pengamen ini mempersilakan lima tahun kehidupannya disaksikan masyarakat luas. Bagaimana mereka menghadapi getir, bagaimana tetap bertahan, dan berusaha bisa tertawa menertawai hidup yang pahit. Film ini cukup lengkap menyoroti kehidupan personal tiga pengamen yang diaudisi Daniel lewat cara yang unik. Ketiganya Daniel temukan setelah ia berkali-kali naik-turun angkutan umum di jalanan ibukota. Usaha serta temuan mata Daniel tidak sia-sia. Meski ketiganya awam terhadap sorotan kamera, justru di situlah sebuah dokumenter jadi lebih hidup.

Segala kepolosan hidup, luapan rasa suka-duka, kisruh perceraian, harapan pernikahan dan keluarga ideal, kesepian dan rindu terhadap keluarga dan pasangan, semuanya hadir ditampilkan gamblang. Daniel ingin menampilkan inilah sebuah cermin hidup yang sangat mungkin dan juga dialami kaum marjinal yang hidup di sekitar kita.

Film ini digarap oleh Daniel — karya perdananya — dalam kurun waktu lima tahun. menghasilkan total durasi 250 jam tentunya memberikan pekerjaan rumah tersendiri kala harus dipilih 107 menit untuk ditayangkan. Daniel melibatkan ketiga aktornya itu, untuk membuat lagu dalam film Jalanan.

Musik-musik mewarnai berbagai adegan, di jalanan, di rumah, berisi ragam tema dari keseharian hingga kritik perpolitikan. Musisi lain pun turut dilibatkan seperti Franky Sahilatua, Luky Annash, Cozy Streer Corner, Thanding Sari dan Tika. Gitaris band Navicula dan Dadang SH Pranoto (Cozy Street Corner) dipercayai untuk menggarap scoring music.

Film ini digarap juga oleh Ernest Hariyanto (editor), Meita Eriska (sound recordist), dan Levy Santoso (sound design and mixing). Jalanan ditayangkan di tiga bioskop komersil di Jakarta, yaitu Plasa Senayan, Blok M Square dan Blitz Grand Indonesia mulai 10 April.

Resensi Sekuel Dari Captain America : Winter Soldier

Jika Anda memperhatikan beberapa adegan selintas atau referensi di film Captain America: Winter Soldier, sebenarnya bisa terungkap beberapa proyek Marvel selanjutnya. Ini empat hal penting yang bisa mengungkapkan.

1. Captain Amerika Akan Mati?
Jika Anda jeli dalam adegan sekuel Captain America, sekilas terlihat Bucky atau si Winter Soldier yang diperankan oleh Stan Sebastian sedang memegang perisai milik Captain Amerika. Dalam komik, Captain Amerika sebenarnya mati oleh Winter Soldier (Bucky) dan digantikan perannya oleh sahabatnya, Bucky untuk melanjutkan warisannya.

Fakta lain, Sebastian sebenarnya telah terikat kontrak dengan Marvel sebanyak sembilan film, sedangkan Chris Evans hanya enam film. Empat film Evans telah dibuat yaitu dua Avengers dan dua Captain America, sedangkan dua film yang lain dianggap akan menjadi Avengers 3 dan Captain America 3. Jadi banyak yang berasumsi kalau Sebastian yang akan menjadi Captain America selanjutnya.

2. Sharon Carter-Agen 13
Karakter Sharon Carter, seorang suster yang ternyata seorang agen SHIELD yang menyamar memiliki nama belakang Carter, sama dengan Peggy, wanita yang dicintai Steve ketika masih menjadi seorang tentara. Banyak yang berasumsi dia sebenarnya keponakan Peggy dan bisa jadi akan menjadi kekasih Captain Amerika di zaman modern.

3. Siapakan Stephen Strange?
Ketika Sitwell diinterogasi oleh Black Widow dan Captain Amerika tentang rencana HYDRA, ia menyebutkan algoritma Vola sebuah program yang kompleks untuk eliminasi orang-orang tertentu. Salah satu daftar yang disebut adalam Tony Stark (Iron Man) yang menjatuhkan Stephen Strange. Bagi yang tidak terbiasa membaca komik, Stephen Strange adalah alter ego dari doktor Strange yang merupakan seorang ahli bedah saraf brilian yang berbalik menguasai ilmu sihir. Hal inni dispekulasi akan menjadi bagian dari Marvel selanjutnya setelah film Avengers.

4. Siapakah Si Kembar?
Pada akhir film Captain America: Winter Soldier, disuguhkan sepasang kembar yang memiliki kekuatan supranatural. Dua karakter Quicksilver dan Scarlet Penyihir itu dimainkan oleh Aaron Taylor-Johnson dan Elizabeth Olsen. Yang satu memiliki kecepatan super dan satunya lagi memiliki kemampuan telekinetik untuk mengubah probabilitas. Keduanya akan membuat debut pada 2015 lewat Avengers: Age of Ultron.